.

.

Di Luar Sorot Kamera PSS VS Timnas U-19

Istimewa” itulah kata yang tergambar dalam pertandingan antara PSS vs Timnas U19. Pukul setengah 8 malam stadion maguwoharjo sudah sesak di penuhi masyarakat Indonesia terutama bagi mereka yang tinggal di Yogyakarta. Bukan hanya masyarakat asli Jogja namun beberapa orang perantauan terutama mahasiswa hadir di stadion kebanggaan warga Sleman itu. Ada yang menarik dalam pertandingan ini, ada yang mendukung timnas dan ada yang mendukung PSS Sleman tentunya. Tribun Selatan yang dihuni Brigata Curva Sud dan utara yang di dukung Slemania full mendukung PSS tak kenal lelah memberikan ujian mental bagi timnas Garuda Jaya tentunya. Bagi yang duduk di VIP maupun tribun kelas 2 ada yang mendukung timnas ada pula yang mendukung PSS. Namun lucunya saat Djohar Arifin masuk lapangan untuk menyalami pemain tak dikomandu teriakan “Huuu!” membahana di seluruh tribun di Maguwoharjo.

Pertandingan dimulai dan ujian mental langsung diberikan oleh Brigata Curva Sud. Koreo besar membentuk tulisan Sleman yang dibalut bendera merah putih terbentuk di selatan tribun Maguwoharjo. Bukan hanya itu chants Slemania pun membahana di utara tribun. Benar, menit menit awal squad Indra Sjafri tidak langsung in dalam permainan. Terlihat kesalahan mendasar pasing dan skema belum berjalan dengan baik. Namun beruntung timnas u19 memiliki pemain mental juara yang dimiliki pemain nomor punggung 10 Muchlis Hadi. Aksi individunya melewati dua pemain PSS dan memberikan bola tarik ke Ilham memecah ketegangan timnas U19, bahkan Ilham kembali mencairkan suasana dengan goal keduanya.

Bukan Sleman Fans jika mereka berhenti bernyanyi. Awal babak kedua mereka semakin menggila memberikan ujian mental bagi timnas Garuda Jaya. Kali ini dengan chants bahasa italy yang benar benar memekakan telinga “Forza Sleman, Vinci Per Noi!” menggelegar seisi stadion. Seakan goyah dengan itu Mudah Yulianto berhasil menjebol gawang timnas U19 memperkecil kedudukan menjadi 2 - 1. Disinilah pertandingan mengalami titik klimaksnya. Pertempuran menjadi saling serbu untuk menciptakan goal. Setelah beberapa kali saling balas serangan, acungan jempol untuk anak asuhan Indra Sjafri yang selalu punya solusi saat mereka tertekan. Goal penutup akhirnya tercipta untuk Garuda Jaya yang dicetak oleh David Maulana di umpan oleh maldini yang berkelas.

Banyak orang bertanya chants sleman lain dari yang sering di dengar di ISL, bukan hanya itu mereka sama sekali tidak ada chants rasis terhadap supporter lain yang kerap kita dengar “dibunuh saja”. Ini yang membuat suasana baru di pertandingan live malam itu bagaimana supporter begitu fokus dengan dukungan terhadap tim nya. Bukan hanya itu flare party mereka nyalakan saat peluit panjang dibunyikan, edukasi yang baik dari anak anak Brigata Curva Sud maupun Slemania.

Apresiasi juga untuk pemain muda Sleman yang bisa memberi perlawanan untuk tim Garuda Jaya. Semangat mereka memberikan perlawanan untuk timnas paling “berkelas” di Indonesia ini. Tak salah jika Indra Sjafri langsung melirik salah seorang junior PSS yang dianggap layak bergabung masuk squadnya. PSS junior sebenarnya memiliki catatan yang menarik, mereka pernah juara III suratin pada tahun 2000an.

Salut dengan yang diberikan Sleman untuk timnas Garuda Jaya, inilah kado dari Sleman untuk coach Indra Sjafri yang sudah menjadi warga Jogjakarta sendiri tentunya..

Majulah Garuda Jaya, antar bangsa yang besar ini ke piala dunia!


#NewsPSS

Berita PSS Sleman