Berakhirnya putaran pertama babak penyisihan grup Divisi Utama Liga Indonesia 2014, memunculkan beragam persaingan. Beberapa grup berjalan tak seimbang, dan beberapa lainnya berjalan begitu ketat. Empat tim belum mampu meraih kemenangan pada putaran pertama ini, yaitu Persisko Jambi (grup 2), Persitema Temanggung (grup 4), Deltras Sidoharjo (grup 6), dan Persidafon Dafonsoro (grup 8). Persisko menjadi tim paling buruk dengan hanya mengoleksi 1 poin, hasil dari 1 kali bermain imbang.
Di paruh musim ini Persikabo Kab. Bogor di grup dua dengan 19 poin menjadi pengoleksi poin tertinggi diikuti PSIS Semarang di grup empat dengan 18 poin. Keduanya juga mencatatkan 6 kemenangan pada paruh pertama musim ini, jumlah kemenangan terbanyak dari semua kontestan Divisi Utama LI 2014. Itu berarti, mereka hanya satu kali gagal meraih poin penuh.
Dari hasil paruh pertama, grup lima menjadi grup dengan persaingan paling ketat dibandingkan dengan tujuh grup lainnya. Di grup yang juga ditempati PSS Sleman ini, sang pemuncak klasemen yaitu Persinga Ngawi hanya mengoleksi 13 poin, ini merupakan poin terendah bagi pemuncak klasemen dari delapan grup yang ada. Sementara di posisi terbawah grup lima yang ditempati PSBK Blitar Kota mengumpulkan poin 6, ini merupakan jumlah poin tertinggi tim terbawah dalam satu grup yang hanya disamai oleh posisi terbawah dari grup 1 yang ditempati PSMS Medan, hanya saja di grup 1 ini PSPS Pekanbaru memimpin dengan 15 poin.
Melihat hasil paruh pertama ini, persaingan untuk lolos ke babak 16 besar di grup lima masih terbuka lebar untuk semua tim, bahkan untuk juru kunci sementara PSBK sekalipun. Evaluasi dan perbaikan terus dilakukan oleh semua manajemen tim demi memuluskan langkah mereka lolos ke babak 16 besar DU LI 2014.
Termasuk PSS Sleman yang masih menunggu merapatnya pelatih baru Herry Kiswanto yang akan menggantikan posisi Sartono Anwar untuk melatih Anang Hadi dkk. PSS sendiri dalam dua laga terakhir melakoni laga hanya dipimpin pelatih sementara Edi Broto dan beberapa tim pelatih yang ada. Namun dari dua laga itu, pasukan Elja membabat habis kedua tamunya dari Blitar, PSBK dan PSBI. Hasil ini mengangkat posisi PSS yang sempat menjadi juru kunci untuk menempati posisi tiga klasemen sementara. Komposisi pemain pun diperkirakan akan berubah pada putaran ke dua nanti, empat pemain dari skuad Elja yang ada saat ini dikabarkan akan didepak untuk digantikan pemain-pemain baru yang lebih mampu memberikan kontibusi untuk tim.
Tak hanya dari pihak tim, pihak penyelenggara liga juga harus melakukan evaluasi dan berbenah diri. Menyusul kembali terjadinya tragedi salah seorang pemain Persiraja Banda Aceh, Akli Fairuz yang meninggal akibat berbenturan dengan kiper PSBL Langsa. Sampai-sampai kejadian ini telah disorot media olahraga internasional. Persaingan yang ketat serta pemburuan target semua pihak harus diimbangi dengan penegakan aturan dan kedisiplinan demi kebaikan dan keselamatan pemain, oficial tim, oficial pertandingan, suporter dan juga membawa nama baik seluruh pihak yang terkait.
Semoga jalannya paruh kedua nanti akan mempertontonkan persaingan ketat namun tetap sportif tanpa mencelakai satu pihakpun demi mengangkat kembali prestasi sepakbola di Indonesia.