.

.

Hanya Empat Gol di Empat Laga

Laporan Reporter Tribun Jogja, Puthut Ami Luhur


TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - HASIL empat laga PSS Sleman belum mengembirakan sesuai harapan. Lima poin baru dikoleksi tim Elja dari dua laga kandang dan dua tandang.

Capaian tersebut jelas masih jauh dari ekspektasi para pendukungnya yang menginginkan skuat Elja bisa mengamankan tempat pada babak 16 besar. Dari empat laga yang telah dijalani tersebut, pasukan besutan pelatih berpengalaman Sartono Anwar, hanya mencatatkan sekali menang, dua kali seri dan sekali kalah.

Satu hasil seri diraih PSS saat menjamu PSIM Yogya di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Selasa (29/4) lalu. Produktifitas gol barisan penyerang Elja juga tak terlalu memuaskan, dari empat laga hanya berhasil mencetak empat gol.

Dengan kata lain, rata-rata striker tim kebanggaan publik Sleman tersebut hanya mampu mencetak satu gol pada setiap laga. Kondisi riil di lapangan, juru gedor PSS baru mencetak tiga gol, sedangkan satu gol lainnya, justru dicetak pemain belakang Wahyu Gunawan.

Tiga gol tersebut semuanya dicetak satu striker, Monieaga Bagus. Dua gol saat lawan Persenga Nganjuk dan satu gol ketika menantang Perseman Manokwari.

"Banyak peluang tapi belum bisa mencetak gol. Saat lawan PSIM Yogya, mungkin kurang konsentrasi karena suporter tawuran," alih Monieaga, Selasa (6/5/2014) kemarin.

Sedangkan tiga striker lainnya belum mencetak satu gol pun. Saktiawan Sinaga misalnya, yang baru dimainkan saat menjamu lawan-lawannya di Stadion Maguwoharjo, belum bisa memberikan kontribusinya.

Ketika melawan Persenga Nganjuk, ia dimasukkan pelatih menggantikan Monieaga pada akhir babak kedua. Saat menghadapi PSIM, ia dimainkan sejak menit pertama. Sakti kemudian ditarik keluar dan diganti Guy Junior.

Striker asal Medan Sumut tersebut baru dimainkan pada dua laga kandang karena saat PSS tur ke Madiun, ia izin mengikuti rekapitulasi penghitungan suara. Sakti mencalonkan diri sebagai anggota DPRD Sumut dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) tapi gagal karena suara partai yang mengusungnya kalah.

Penampilannya di lapangan, dinilai belum sesuai harapan pendukung Elja. Hadirnya pemain sekelas Sakti, diharapkan semakin mempertajam barisan depan tim. Ketenangan dan kedewasaannya, dianggap mampu menjadi panutan bagi pemain lainnya di lapangan hijau.

"Striker tugasnya melakukan finishing dari peluang yang ada, tapi pasokan bola dari belakang kurang. Jika kami jemput bola dari bawah, sudah tak mempunyai lagi tenaga untuk cetak gol," kilah Sakti.

Diakuinya, saat akan menyelesaikan peluang ia sering terburu-buru dan tak tenang, sehingga terbuang percuma. Demikian juga dengan Guy Junior, ia lebih sering melakukan aksi-aksi individu dengan berlama-lama menguasai bola.

Akibatnya, peluang di depan mata hilang begitu saja ketika bola dalam penguasaannya direbut lawan. Pemain asal Kamerun itu sering tak mengalirkan bola yang dikuasainya kepada rekannya. Padahal posisi kompatriotnya di PSS lebih bebas dan berpeluang bisa menciptakan gol.

Pelatih Sartono Anwar yang mengaku menanggung semua kesalahan dan tanggung jawab pemain di pundaknya, kini lebih banyak bungkam. Ia tak sering berbicara lagi kepada wartawan, setelah timnya ditahan imbang 0-0 oleh Parang Biru. (Tribunjogja.com)

Berita PSS Sleman