SLEMAN-Kekosongan kursi manajer tim beberapa waktu
lalu sempat membuat Pelatih PSS Sleman Sartono Anwar pesimistis jelang
perjalanan timnya di kompetisi Divisi Utama 2014.
Namun, Sartono lega menyusul diangkatnya Sukoco sebagai pengganti
Supardjiono oleh PT Putra Sleman Sembada (PT PSS). Tanpa manajemen, PSS
memang seolah berjalan lancar-lancar saja. Buktinya gaji para pemain
bisa dibayarkan tepat waktu. Tetapi, Sartono kekhawatiran kekosongan
kursi manajemen malah membuat Super Elang Jawa (Super Elja) tidak bisa
berbuat apa-apa kala tertimpa masalah.
Dihubungi kemarin, Sartono mengakui belum terlalu mengenal sosok
Sukoco. Tapi dia yakin Sukoco bisa membawa efek positif pada Super Elang
Jawa (Super Elja). Sebab dia yakin PT PSS tidak mungkin sembarangan
dalam memilih orang tertinggi dalam jajaran manajer.
“Yang saya yakini tidak mungkin PT PSS menunjuk orang yang salah.
Sekalipun saya belum mengenal Pak Koco, saya sangat yakin kehadiran
beliau bisa membawa efek positif kepada tim,” tandasnya.
Sartono menambahkan, keberadaan manajer membuatnya dapat bisa fokus
100 persen menyiapkan tim jelang laga perdana menghadapi Persenga
Nganjuk di Maguwoharjo International Stadium (MIS) pekan depan.
Sayangnya, laga batal menjadi pertandingan pembukaan Divisi Utama 2014.
Ya, PT Liga Indonesia (PT LI) resmi menunjuk Solo sebagai tuan rumah
upaara pembukaan kompetisi kasta kedua ini.
“Ya sekarang saya bisa fokus 100 persen mempersiapkan tim. Besok
(hari ini, Red) kami sudah latihan lagi. Tapi sayangnya pertandingan ini
tidak menjadi rangkaian upacara pembukaan,” imbuh ayah Nova Ariyanto
ini.
Pengangkatan Sukoco sebagai manajer tim tidak lepas dari komentar
miring. Selasa lalu, sesepuh PSS Hendricus Mulyono menyatakan penunjukan
Sukoco sangat tidak tepat karena melanggar Permendagri soal
keterlibatan Pegawai Negeri Sipil (PNS) di sepak bola.
Menangapi pernyataan Mbah Mul-panggilan akrab Hendricus, Sukoco
membantah jika tidak memenuhi syarat menjadi manajer PSS. Menurutnya,
larangan aktif di sepak bola profesional hanya berlaku untuk pejabat PNS
eselon. Sukoco yang saat ini bekerja di Dinas Pengelolaan Kekayaan dan
Keuangan Daerah (DPPKKD) Kabupaten Sleman hanya diposisikan sebagai
staf.
“Aturan itu hanya berlaku untuk pejabat struktural. Saya hanya staf.
Jadi tidak masalah juga jika menerima amanat dari PT PSS menempati
posisi manajer tim,” imbuhnya.
Sukoco mengaku dirinya juga masih meraba-raba jabatan sebagai
manajer. Untuk itu kemungkinan di awal musim dia belum dapat memberikan
banyak komentar soal perkembangan Super Elja.
Penunjukan Sukoco juga didiukung oleh salah seorang mantan pengurus
PSS. Bahkan sosok yang tak mau disebut namanya ini menantang pihak yang
memprotes penunjukan Sukoco untuk mau mengambil posisi manajer.
“Sekarang yang mengkritisi kebijakan PT PSS ini mau nggak kalau mengambil jabatan manajer? Jadi sebaiknya kita dukung saja kinerja Sukoco,” tegasnya.(nes/din)
( radarjogja.co.id )